It’s more than just taking Master Degree

Bismillahirrahmanirrahiim..

Udah lama gak nulis di blog. ternyata betul ya, gak mudah jadi blogger dan punya blog. Harus punya kemauan keras untuk meluangkan waktu menulis dan berbagi cerita. Walaupun banyak hal yang bisa diceritakan, namun jika hati tidak tergerak untuk menulis..atau lebih tepatnya mengetik :),,maka hal-hal tersebut hanya akan menetap di dalam pikiran dan mungkin suatu saat bisa lupa.

Hmm..di malam yang akan beralih tanggal ini, aku coba untuk menulis lagi karena pengalaman yang baru saja aku rasakan saat makan malam pantas untuk dikenang, sebuah makan malam sederhana hanya dengan ikan balado dan sayur bayam, namun keceriaan dan canda melengkapi lebih dari sebuah makanan mewah di hotel berbintang. Makan malam perpisahan dengan salah satu teman di Housing yang akan pindah tempat tinggal, yang menjadi saat-saat aku menyadari bahwa kesempatan di Belanda ini bukan hanya sekedar tentang melanjutkan sekolah lagi, ataupun mencari ilmu lagi, tetapi sebuah learning process………ahh nanti aja pas di akhir-akhir disambung pesan moralnya..

nih diceritain dulu aja..hehhe 😀 😀

Adalah bapak Felix, seorang teman dari Ukraina yang sedang melanjutkan PostDoctoral di Groningen dan tinggal di housing yang sama dengan kami, 4 mahasiswa Indonesia.

Oiya sebelumnya intro tentang housing dulu. Jadi, selama studi di kota Groningen, Belanda ini, kami para mahasiswa Indonesia biasanya tinggal di student house yang diorganisir oleh lembaga non-profit Belanda. Kalau bahasanya kayak “dorm” gitu. Tiap mahasiswa bayar tiap bulan dan menempati satu kamar, namun harus berbagi dapur dan kamar mandi (kalau kata orang Indonesia, kamar mandi dan dapur di luar, huehehehe)

Nah, aku tinggal di student house yang namanya “Plutolaan 329” bersama 3 orang mahasiswa Indonesia lainnya: mbak Nita, mas Vino dan mas Arya. Sementara mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang lain-lain lagi menyebar di student house yang berbeda-beda..

Ok, sekian brief intro tentang student house… 😀

Kembali lagi ke bapak Felix, mahasiswa PostDoc dari Ukraina. Dia masuk ke Plutolaan 3 bulan yang lalu dan berpapasan dengan kami (4 mahasiswa Indonesia-mari kita namakan “geng PlutolaaN”) di dapur yang juga menjadi perkenalan pertama kami dengan bapak Felix. Beliau ini sebelum pindah ke Groningen menghabiskan 4 tahun studi Doctoral nya di Filipina dan berkeluarga disana. Jadi ia kurang lebih merasa dekat dengan budaya Asia. Walaupun belum pernah ke Indonesia, tapi bapak Felix banyak mengetahui negeri tercinta kita tersebut..

Hampir 3 bulan lamanya bapak Felix tinggal di Plutolaan bersama kami dan mahasiswa international lainnya, namun tiba-tiba 2 hari yang lalu kami mendapat kabar bahwa bapak Felix “diusir” dari student house karena kesalahan administrasi di awal. Pastinya hal tersebut membuat kami sedih, karena bapak Felix punya banyak cerita menarik tentang Fiipina dan kami sering bertukar ide dengannya saat makan malam ataupun berpapasan di “common room”. Agar tercipat kenangan yang lebih indah, bapak Felix ingin sekali kami memasak makanan Indonesia untuk farewell dinner nya. Jadilah malam ini kami berkumpul dan masak Salmon balado (wuiddih!) plus sayur bayam hahaha. kebetulan ada 2 teman Indonesia lainnya dari student house seberang yang sedang berkunjung dan akhirnya kami masak rame-rame. Bapak Felix betul-betul senang bisa makan masakan Indonesia! padahal semua bahan dari dia, ayyyeaahhh! 😀

Sampai-sampai selain bahan masakan, bapak Felix juga beliin kue tart untuk jadi dessert dan kami beli es krim. Haduh enaknyoooo 😀

Makan malam, bercerita dan bercanda, sambil ditemani es krim dan kue tart. Mulai dari cerita tentang masakan Indonesia, tentang drug trafficking, tentang penjara Filipina, penjara Rusia, dan film terbaru Stephen Hawking! Hehehe..makin nikmat lah makan malam kami niii..

Saat bercerita dan berbagi ide, aku menyadari satu hal..ini semua pengalaman berharga yang aku dapat dari Allah SWT. Merasakan perasaan senasib, sekolah yang makin hari makin susah, ujian dan tugas banyak, curhat, ketawa ketiwi di negeri orang jauh dari keluarga..bertoleransi dengan orang dari negara berbeda dan menghormati, serta berbuat baik tanpa memandang latar belakang..Ya Allah betapa beruntungnya aku!

Padahal udah 3 hari ini sebuah pertanyaan muncul dan mengganggu pikiran. Pertanyaan mengenai “apa yang aku lakukan disini di umur 27 ini? masih belajar aja? sama teman-teman sekelas yang lebih muda? masih bawa tas ransel dan pakai sepatu sneaker??sementara teman-teman ku di Indonesia ada yang sudah berkeluarga, punya anak, kerja nya udah pakai heels, gak nyandang ransel lagi? Apa yang aku pikirkan dulu waktu ingin melanjutkan kuliah? udah 27 tahun?!”

yup! pertanyaan seperti itu..

Namun..

Malam ini, di saat makan malam sederhana tapi maknyuss ini, dengan teman-teman dari Indonesia dan bapak Felix dari Ukraina, serta Fabiana dari Paraguay, aku menyadari, bahwa yang aku lakukan dan aku dapatkan ini bukan hanya sebuah keputusan untuk belajar kembali, namun sebuah keputusan yang mengantarkanku mendapatkan pengalaman berharga, yang mungkin saja teman-teman ku di usia yang sama belum tentu bisa memperolehnya..

pengalaman bagaimana menjadi manusia yang lebih baik lagi, lebih taat lagi beribadah, karena saat jauh di rantau, semuanya akan kembali kepada hubunganmu dengan Tuhanmu, karena hanya kepadanya engkau serahkan semuanya, mengharapkan pertolongan karena keluarga tak mampu berada di sekitarmu..

pengalaman bagaiman bisa berbuat baik lebih banyak dan menyadari sikap egois tidak memberikan manfaat apa-apa, justru akan merugikan saat engkau berada di lingkungan yang heterogen dan dengan orang yang berbeda-beda latar belakang dan budaya.

pengalaman menjadi lebih peka akan keadaan sekitar dan menjadi pribadi yang tangguh! pengalaman menjadi manusia yang bisa mensyukuri apapun yang di dapat. Pengalaman untuk selalu yakin bahwa kerja keras selalu membuahkan hasil yang baik..dan berbagai pengalaman lainnya yang hanya bisa aku sadari saat aku berada dan tinggal di negara yang kalau di bola dunia ada di sisi yang berbeda dengan Indonesia.

Ya Allah, terimakasih telah memberikan jawaban atas pertanyaan aneh ku. Terimakasih telah memberikan kesempatan yang luar biasa ini. Walaupun di umur ini aku juga ingin berkeluarga (because that is always be my highest calling), namun aku yakin Engkau mengajarkan ku terlebih dahulu hal-hal yang berharga demi mempersiapkan diri menjadi hamba yang lebih baik, dan menjadi yang terbaik untuk pasangan ku kelak..Aamiin..

Terimakasih ya Allah..

Terimakasih Bapak Felix udah berinisiatif bikin farewell dinner diri sendiri, dan terimakasih geng Plutolaan serta guest star Fitri dan Dedes.

Jika dan hanya jika seseorang nantinya bertanya apa yang aku lakukan di umur ini masih lanjut sekolah, maka aku sudah memiliki jawaban “ini bukan hanya sekedar melanjutkan sekolah ataupun mencari ilmu lagi, tetapi sebuah learning process dalam hidup untuk menjadikan diriku hamba Allah SWT yang lebih baik lagi, lebih tangguh lagi, dan lebih bersyukur serta lebih peka. Ini adalah pengalaman yang kelak akan dengan bangga aku ceritakan kepada orang tua, handai taulan serta keluarga dan anak-anak ku” 🙂

oh iya ini ada foto geng Plutolaan habis makan malam. Pasti bisa ditebak bapak Felix yang mana, hehehe

dinner210115

“everyday is a great day to learn new!”

Salam hangat dari jauh..

-Putri-

🙂

Tinggalkan komentar